Budaya  

Mengenal Budaya Sekaten Yogyakarta yang Diadakan Saat Maulid Nabi

Orang luar kota, mungkin belum begitu mengenal tentang budaya Sekaten Yogyakarta. Acara ini sebenarnya cukup unik dan kamu harus menyaksikannya tiap setahun sekali di kota gudeg itu. Perlu diketahui, bahwa ini syiar agama dibalut dengan ada budaya Jawa.

Ya, benar. Sekaten diadakan tiap setahun sekali pada bulan Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sebuah tradisi islam, tapi diperkenalkan dengan adat budaya Jawa. Siapa saja yang melihatnya pasti sangat kagum.

Budaya Sekaten Yogyakarta sendiri acara atau ritual rutin yang diadakan oleh Keraton di Jawa. Tidak hanya Ngayogyakarta Hadiningrat, tapi juga ada di Kesunanan Surakarta. Namun, hal yang akan kita bahas ini, khusus Keraton Yogyakarta.

Sejarah Singkat dari Budaya Sekaten Yogyakarta

Jika dikulik dari sejarah zaman dulu, tradisi seperti ini diperkenalkan para wali yang menetap di pulau Jawa. Karena ingin menyiarkan agama Islam secara luas di pulau Jawa, mereka akhirnya membaurkan antara agama dengan kebudayaan setempat.

Para wali zaman dulu memang sangat kreatif demi memberikan pengetahuan akan Islam terhadap orang Indonesia yang kebanyakan beragama Hindu pada saat itu. Lalu, para penyiar agama tersebut menghadirkan bunyi-bunyian gamelan.

Tentu saja dengan tujuan mengumpulkan para warga. Strateginya, gamelan tersebut dibunyikan di masjid yang ada di tempat tersebut. Nanti, pasti para warga akan berdatangan ke sumber suara.

Setelah banyak orang berkumpul di masjid itu, kini tugas wali mulai berdakwah, mengajarkan agama islam secara luas dari satu tempat ke tempat yang lain.

Jika ditelisik dari nama budaya Sekaten Yogyakarta, itu berasal dari nama sebuah gamelan, yaitu sekati yang memang selalu dimainkan dalam acara sekaten.

Namun, ada pula yang menyebutkan asal nama tersebut berasal dari Syahadatain, atau proses seseorang beralih dari agama yang terdahulu ke agama islam dengan mengucap dua kalimat syahadat.

Seperangkat gamelan yang dipakai dalam acara ini di versi pertama, memiliki dua jenis seperangkat gamelan dan diberi nama Kyai Gunturmadu dan Kyai Guntursari.

Jika dilihat dari sejarah, dua set gamelan tersebut memang bukan asli dari Jogja, tapi berasal dari Kesultanan Mataram. Kini, semua perangkat tersebut telah diwariskan secara resmi kepada kesultanan Ngayogyakarta dan Kesultanan Surakarta.

Setiap bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, pasti gamelan tersebut akan dikeluarkan, dan berbagai serangkaian kegiatan dilakukan dalam beberapa hari.

Rangkaian Acara dalam Upacara Budaya Sekaten

Ini merupakan acara yang cukup penting, tidak boleh dilakukan sembarangan, karena bisa dibilang cukup sakral. Apalagi yang mengadakan dari dalam Keraton, dan acara tersebut akan diadakan di pusat kerajaan.

Pusat kerajaan dari Yogyakarta meliputi di lingkungan Masjid Gede Kauman atau Alun-Alun Utara. Wisatawan juga bisa melihat prosesinya, dan harus menjaga kekhusyukan selama prosesi itu berlangsung.

Perayaan budaya ini dimulai dari tanggal 5 Maulud sampai 12 Maulud. Dalam rentang waktu tersebut, akan diadakan berbagai rangkaian Sekaten yang wajib dilakukan, diantaranya adalah :

  1. Perayaan pertama, mereka akan mengeluarkan gamelan dari dalam kompleks keraton ke area masjid gede.
  2. Ketika sudah sampai sana, gamelan akan terus dibunyikan dari tanggal 5 hingga 12 Maulud.
  3. Lalu pada tanggal 11 Maulud, di halaman keraton Yogyakarta, tepatnya di masjid Gedhe, dibacakan riwayat kisah Rosululloh SAW oleh Abdi Dalem Pengulu.
  4. Pada tanggal itu juga, masyarakat dan Sultan akan hadir.
  5. Terakhir, pada tanggal 12 Maulud, akan dilakukan arak-arakan di sepanjang jalan Yogyakarta dari pagi hari hingga selesai.

Apabila kamu berkesempatan untuk datang ke Kota Gudeg tersebut, sempatkan di waktu-waktu acara budaya Sekaten Yogyakarta. Jadi, selain melihat prosesinya, kamu bisa mendapat pengetahuan baru dengan salah satu kebudayaan di Indonesia.

Exit mobile version