Menilik Sejarah Gedung Juang 45 yang Menjadi Pusat Kesenian

Tempat sejarah menjadi satu tujuan ideal untuk menjadi tempat liburan di akhir pekan, salah satunya adalah Gedung Juang 45 bertempat di Bekasi. Dengan mengunjungi beberapa tempat yang bersejarah, maka pengetahuan mengenai sejarah bisa bertambah, terutama untuk mengenalkan sejak dini kepada anak-anak tentang sejarah berbagai bangunan di Indonesia.

Dengan kotanya terkenal sebagai tempat industri terbesar di Asia, tidak akan menghilangkan berbagai situs sejarah menjadi suatu satu bukti dalam perjuangan dilakukan oleh pahlawan Indonesia. Salah satunya dengan adanya bangunan gedung ini, menjadi sebuah peninggalan dari pahlawan Indonesia, dan sebagai situs budaya dilindungi oleh negara.

Gedung yang bertempat di Jalan Sultan Hasanudin Nomor 39 Setiadarma ini, menjadi wilayah satu-satunya menyimpan beragam sejarah tentang kota Bekasi sendiri. Bahkan bisa jadi sebuah pelajaran dapat diambil sebelum dan juga sesudah terjadinya kemerdekaan. Pembangunan dilakukan oleh Gedung Juang 45 ini juga terbagi menjadi 2 tahap.

Sejarah dalam Melakukan Pembangunan Gedung Juang 45

Seperti termasuk dari semboyan kemerdekaan, insinyur Soekarno pernah berpidato ketika acara HUT NKRI dengan menyebutkan bahwa jangan sekali-kali melupakan sebuah sejarah perjuangan kemerdekaan dari negeri sendiri. Maka, mengelola tempat bersejarah juga dapat menjadi ajang guna melestarikan tempat kebudayaan ada di Indonesia.

Pembangunan yang dilakukan oleh Gedung ini sendiri sudah disebutkan bahwa ada 2 tahap. Untuk tahap awal sendiri dimulai sejak tahun 1906 hingga 1910, lalu berlanjut di tahun 1912 hingga 1925. Dengan nama asli Landhius Tamboen, masyarakat lebih sering menyebutnya dengan nama Gedung Juang 45. Alasan disebut dengan Tamboen karena berasal dari pemiliki tanah, yakni dari keluarga Khouw Van Tamboen.

Selayaknya menjadi sebuah bangunan bersejarah, bangunan ini juga dibuat dengan memakai gaya Eropa serta Tionghoa di dalamnya. Menjelang akhir abad ke-19 dan juga awal 20 menjadi saksi pembangunan dari salah satu gedung bersejarah ini. Bahkan hingga sampai saat ini, gaya dari bangunan tersebut tidak terdapat perubahan mencolok. Dengan adanya bangunan utama terdiri dari dua lantai, dan juga bawah tangga yang ada bekas pintu menjadi pintu masuk menuju ruang bawah tanah.

Bangunan Kesenian dengan Segala Keunikannya

Menjadi sebuah wisata bersejarah, Gedung Juang 45 juga memiliki nilai seni di dalamnya. Seperti sudah dijelaskan di atas mengenai beberapa keindahan dari bangunan ini sendiri. Terdapat pergantian plafon pernah dilakukan pada tahun 2017 lalu pada bangunan ini. Tepatnya ketika ada renovasi gedung dilakukan oleh pemerintah daerah setempat.

Kemudian keunikan lain yang bisa didapatkan dari gedung ini adalah adanya atap yang sangat unik. Bentuknya yang menarik, karena merupakan hasil modifikasi dari sebuah atap tumpang. Dengan adanya atap tersebut, bukan hanya difungsikan sebagai tempat penyaluran udara yang masuk dan keluar, namun juga menjadi salah satu tempat masuknya cahaya.

Di sekitar kawasan tersebut juga terdapat bangunan lainya yang mempunyai ukuran lebih kecil darinya. Dengan letaknya yang berada di sebelah Timur dan Barat, mempunyai fungsinya masing-masing. Untuk gedung yang berada di sebelah timur sendiri mempunyai fungsi untuk tempat museum mini, di mana di dalamnya terdapat sejumlah koleksi yang berkaitan dengan perkembangan sejarah kota Bekasi.

Sedangkan bangunan yang ada pada sebelah barat digunakan sebagai kantor Lembaga Veteran dalam wilayah Indonesia. Bahkan untuk halaman depanya mempunyai tugu dengan denah segi lima yang bergambarkan sejarah dari kota Bekasi. Meskipun pernah juga jadi basis militer Jepang pada masa penjajahan, sekarang Gedung Juang 45 sudah menjadi destinasi liburan yang patut dikunjungi.

Exit mobile version