Menyelami Situs Bersejarah Taman Sari Yogyakarta yang Anggun

Jika kamu suka menyelami sejarah di balik sebuah bangunan tua yang berumur ratusan tahun, Taman Sari Yogyakarta wajib masuk dalam daftar rencanamu. Taman Sari merupakan situs bersejarah yang dimiliki Keraton Yogyakarta.

Sebab, tidak hanya menyimpan sejarah yang menarik untuk diketahui, Taman Sari juga menyuguhkan pemandangan yang memanjakan mata. Perpaduan arsitektur tradisional Jawa dengan Portugis membuat setiap bangunan di sana tersusun anggun.

Kamu bisa menikmati wisata sejarah sekaligus mengabadikan keindahan bangunannya untuk memuaskan hobi fotografimu. Ada beberapa bangunan unik, kolam pemandian, jembatan gantung, hingga lorong bawah tanah yang kental nuansa kuno.

Lokasinya pun tidak terlalu jauh dari Titik Nol Yogyakarta sehingga mudah dijangkau oleh para pelancong yang tidak ingin jauh-jauh dari pusat Kota Jogja.

Sejarah dan Nilai Filosofi Taman Sari Yogyakarta

Situs bersejarah Taman Sari Yogyakarta berdiri sejak tahun 1785 atau telah berusia 200 tahun lebih. Hal ini ditandai dengan adanya candra sengkala catur naga rasa tunggal oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I.

Meski sempat terdampak gempa yang melanda Yogyakarta tahun 2006, Taman Sari masih berdiri kokoh dengan sejumlah renovasi.

Sebelum menjadi objek wisata untuk umum, dahulu Taman Sari merupakan sebuah danau yang yang dilengkapi dengan parit sepanjang Taman Sari menuju bangunan pusat keraton.

Taman Sari yang dikenal dengan istana air ini konon digunakan sebagai tempat permandian permaisuri dan putri raja. Tidak hanya itu, situs bersejarah ini juga difungsikan sebagai pesanggrahan atau tempat peristirahatan.

Mengulik jejak filosofisnya, pesanggrahan Taman Sari Yogyakarta hendak menggambarkan dua hal, yaitu keseimbangan antara kesenangan duniawi dan perjalanan menuju ilahiah.

Proses pencarian kesenangan duniawi disimbolkan dengan sebuah taman dan kolam yang indah. Sementara sumur gemuling dan mihrab yang merupakan tempat ibadah pada zaman dahulu menggambarkan perjalanan menuju Tuhan.

Situs bersejarah juga tidak luput dari mitos-mitos yang mengelilinginya. Salah satu mitos yang menarik dari Taman Sari adalah bahwa lorong bawah tanah Sumur Gemuling merupakan tempat pertemuan Ratu Pantai Selatan dengan Sri Sultan.

Hal ini sebenarnya berkaitan dengan pembangunan Taman Sari yang memang dibuat dalam satu sumbu lurus imajiner. Sumbu ini menghubungkan Gunung Merapi dan Parangtritis. Harapan filosofisnya adalah agar ketiganya dapat bersinergi.

Jam Kunjung Taman Sari Yogyakarta

Situs bersejarah Taman Sari ini beralamat di Jalan Tamanan, Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta. Taman Sari Yogyakarta buka setiap hari dengan jam operasional mulai pukul 09.00-15.00 WIB.

Untuk harga tiket masuknya beragam, mulai dari Rp5000 untuk wisatawan lokal hingga Rp15.000 untuk turis mancanegara. Harga tiket masuk belum termasuk harga tambahan apabila kamu ingin memotret bangunan menggunakan kamera profesional.

Tapi tenang, hanya Rp3000 saja kok. Kamu juga bisa menyewa tempat ini untuk keperluan foto prewedding maupun keperluan lain dengan harga Rp150.000 hingga Rp500.000.

Kolam buatan luas akan kamu temui pertama setelah masuk. Kemudian ada jalan tengah yang menghubungkan bangunan berikutnya. Di balik tembok sebelah kiri ada kolam buatan dengan ukuran lebih kecil.

Selain itu kamu juga perlu melihat Sumur Gemuling yang kental mitos ini. Namun, kamu harus melewati rumah warga terlebih dahulu. Sebab sumur ini berjarak cukup jauh dari lokasi kolam buatan tadi.

Jika kamu tertarik ingin berwisata sejarah ke Taman Sari Yogyakarta usahakan datang sepagi mungkin. Sebab semakin siang semakin banyak pengunjung yang datang ke Taman Sari Yogyakarta sehingga harus berebut untuk mengambil foto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *