Mi Tradisional Khas Jogja Wajib Dicicipi Saat Wisata Kuliner

Sedang berkunjung ke Yogyakarta atau sedang merencanakan wisata kuliner Jogja? Jika iya, maka kamu wajib mencicipi 4 mie tradisional khas Jogja ini.

Selain dikenal sebagai kota pelajar dan kota budaya, Yogyakarta juga memiliki ragam wisata kuliner yang memanjakan lidah. Dari makanan seperti gudeg, sate klathak, oseng mercon hingga jajanan bakpia maupun lupis.

Belum lagi deretan angkringan yang berjajar menghiasi jalan malam Tugu-Malioboro. Wedang ronde dan kopi jos pun siap menghangatkan tubuh ketika musim dingin tiba.

Wisata Kuliner Jogja: Mencicipi 4 mie Tradisional Khas Jogja Ini

Tapi jika kamu adalah pecinta mi, maka 4 mie tradisional khas Jogja ini wajib kamu sambangi. Tidak hanya bakmi Jawa, Jogja juga punya bakmi lethek, miedes, hingga bakmi pentil yang unik loh!

  1. Bakmi Jawa

Dari 4 mie tradisional khas Jogja yang disebut tadi, pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan yang satu ini. Bakmi yang lahir dari Wonosari, Gunung kidul, Yogyakarta ini memang paling populer.

Tidak hanya di Jogja, bakmi Jawa saat ini sudah jamak ditemui di sejumlah kota di Jawa Tengah seperti Solo hingga Kebumen. Bahkan mie tradisional ini terkenal hingga ke Malaysia dan Singapura.

Bakmi Jawa atau yang kerap disebut ‘Mi Jawa’ adalah olahan mie yang terdiri dari campuran bihun, mie kuning, telur bebek, dan daging ayam kampung. Cara memasaknya ada yang direbus dan digoreng.

Namun, yang paling terkenal adalah jenis bakmi Jawa rebus. Sehingga banyak orang yang juga menyebutnya ‘mi godhog’ atau ‘mi rebus’ dalam bahasa Indonesia.

Mi akan dimasak di atas anglo dengan menggunakan arang. Pesanan dimasak per porsi di atas wajan kecil. Kamu bisa menemukan bakmi tradisional ini di pinggir jalan mulai sore hingga malam hari.

  1. Bakmi Lethek

Masih satu kerabat dengan bakmi Jawa, mie yang satu ini juga mudah ditemui di waktu sore dan malam hari. Yang membedakan adalah bahan utama dan racikan bumbu yang digunakan.

Bakmi lethek merupakan olahan mie yang terbuat dari bahan dasar singkong dan tepung tapioka. Pengolahan yang masih tradisional tanpa pemutih ataupun bahan pengawet membuat warna mie ini sedikit keruh.

Warna yang keruh atau dalam bahasa Jawa ‘lethek’ itulah yang menjadi muasal namanya. Cara memasaknya sama seperti bakmi Jawa tetapi dengan bumbu racikan yang sedikit berbeda.

Apabila bakmi Jawa berasal dari Wonosari, Gunungkidul, bakmi lethek ini pusatnya ada di Srandakan, Bantul, Yogyakarta. Jadi, jika ingin mencoba yang paling autentik, menjelajah ke Jogja selatan tersebut.

  1. Miedes

Meski belum sepopuler bakmi Jawa atau bakmi lethek, miedes atau bakmi pedes ini wajib kamu cicipi jika mengaku pecinta kuliner tradisional.

Miedes adalah olahan mie yang terbuat dari bahan dasar ketela dengan campuran cabai kering yang dihaluskan serta udang kering atau ebi. Cara pengolahan sama dengan bakmi Jawa dan bakmi lethek.

Ciri khasnya adalah pedas dan gurih. Karena pusatnya di Pundong, Bantul, Yogyakarta maka kamu akan lebih mudah menemuinya di sana. Biasanya penjual miedes juga menjual mie lethek sekaligus dengan minuman teh tubruk manis yang nikmat.

  1. Bakmi Pentil

Jika ketiga tadi adalah makanan berat yang mudah ditemui di malam hari, yang satu ini adalah jajanan yang paling banyak dijajakan di pasar tradisional.

Bakmi Pentil atau mie pentil adalah jajanan mie yang terbuat dari bahan dasar tapioka yang kenyal dan gurih. Jadi tidak perlu diolah lagi. Cukup disajikan dengan sambal.

Dinamai mie pentil karena karakteristik mie yang kenyal dengan potongan kecil layaknya penutup ban ‘pentil’. Kamu bisa menemuinya di pasar tradisional. Biasanya dijual di atas tambir dengan bungkus daun pisang.

Tidak hanya gudeg atau sate klathak, sekarang kamu bisa memasukkan 4 mie tradisional khas Jogja tadi ke dalam daftar kunjungan wisata kulinermu. Makanan berat, jajanan, manis, gurih, bahkan pedas semua ada di Joga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *