Menelusuri Sejarah Benteng Fort Rotterdam yang Bangunannya Kokoh

Sebuah sejarah Benteng Fort Rotterdam yang ada di Makassar mungkin masih menjadi daya tarik para wisatawan yang haus dengan histori sebuah tempat. Apalagi jika benteng ini dulunya merupakan pusat pertahanan cukup kuat dan termegah di Sulawesi Selatan.

Pada zaman dulu, Indonesia memang mengalami masa penjajahan Belanda dan bangsa Eropa lainnya, disusul dengan keberadaan Jepang. Karena itu, di Indonesia sendiri ada banyak bangunan bersejarah berdiri.

Seperti adanya sejarah Benteng Fort Rotterdam ini. dari namanya saja, pasti sudah banyak yang tahu, bangunan kokoh ini dulunya dikelola Kolonial Belanda. Bila penasaran, bisa simak penjelasan berikut.

Benteng Fort Rotterdam Bukan Buatan Belanda

Indonesia selain alamnya yang indah, juga banyak sekali peninggalan pada masa penjajahan. Entah itu budaya, bahasa, benda-benda hingga paling banyak adalah gedungnya yang sampai sekarang masih berdiri.

Memang, dulunya para penjajah hampir menguasai setiap daerah yang ada di negeri ini. tidak terkecuali dengan Makassar yang memiliki sejarah Benteng Fort Rotterdam. Dilihat di bagian luarnya saja, memang bangunan ini menyimpan banyak sekali cerita.

Namanya saja Fort Rotterdam, banyak orang mengatakan itu buatan dari Belanda. Padahal faktanya bukan. karena Belanda sama sekali tidak membangun benteng tersebut sejak awal. Sebab, sebelum Belanda masuk ke Indonesia, bangunan tersebut sudah ada.

Sebelum jatuh ke tangan para kolonial Belanda, dulunya bangunan tersebut adalah Benteng Jumpandang. Salah satu dari 17 benteng yang dulunya dibangun oleh Kerajaan Gowa.

Sayangnya, pada tahun 1667, bangunan tersebut direbut oleh penjajah. Mereka memiliki kekuatan manipulatif sangat bagus. Hingga mampu membujuk kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng Jopandang.

Gubernur Belanda pada saat itu berhasil merebut dan mengubah namanya dari Benteng Jumpandang menjadi Benteng Fort Rotterdam menggunakan bahasa Belanda.

Perebutan bangunan tersebut merupakan titik jatuhnya dari kerajaan Gowa. Itulah mengapa, setelah itu, Sultan Hassanudin mati-matian bertarung dengan para penjajah. Tujuannya, tentu untuk merebut kembali benteng tersebut.

Fakta lain dari sejarah Benteng Fort Rotterdam bahwa saat masih menjadi milik kerajaan Gowa, yaitu dengan nama Jumpandang, merupakan kerajaan terbesar dan termakmur di Nusantara. Tepatnya pada abad ke-13 masih jaya-jayanya.

Pada saat itu, memang kerajaan Gowa memiliki kekayaan hasil bumi dan laut yang begitu melimpah. Mereka juga daerah yang paling menentang mengenai kedatangan Belanda.

Maka dari itu, perjuangan rakyat Gowa melawan penjajah, menjadi simbol perjuangan di Tanang Angin Mamiri.

Sejarah Benteng Fort Rotterdam Berkaitan dengan Diponegoro

Dulunya, mereka mencegah adanya serangan dari luar dengan membangun benteng-benteng pertahanan. Dari 17 benteng yang dibangun, hanya Jumpandanglah yang paling megah, sampai kemudian direbut penjajah dan diubah menjadi Fort Rotterdam.

Sejarah Benteng Fort Rotterdam begitu berkesan karena ternyata ada kaitannya dengan perjuangan Pangeran Diponegoro di masa lalu. Tentunya, kamu tidak asing dengan nama pahlawan satu ini, bukan?

Pangeran Diponegoro memang berjuang mati-matian untuk menusi para penjajah. Dan bahkan pada tahun 1825-1830 setelah perang Diponegoro, kebencian kompeni semakin memuncak.

Mereka para penjajah akhirnya menggunakan cara licik dengan menjebak Pangeran Diponegoro dengan iming-iming surat perjanjian damai palsu. Akhirnya beliau ditangkap untuk dibuang ke Manado, sebelum akhirnya dipindahkan ke Fort Rotterdam.

Hal yang paling menarik jika menelusuri sejarah Benteng Fort Rotterdam, adalah penjara bekas Pangeran Diponegoro ketika disekap dulu. Kini, masih terawat dengan baik. wisatawan bisa mengunjunginya.

Jika Anda mengunjungi benteng ini, ikuti aturan yang ada. Karena semua di dalamnya berkaitan dengan sejarah Benteng Fort Rotterdam yang penting. Bila ke Makassar, jangan lupa untuk berwisata sejarah di benteng tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *