Mengenal Wisata Sejarah Lorong Blothong yang Ada di Banyumas

Wisata sejarah Lorong Blothong sepertinya masih banyak yang kurang tahu. Padahal tempat ini memiliki sejarah yang cukup menarik untuk dibahas, karena peninggalan pada masa penjajahan Belanda waktu itu.

Lokasinya sendiri memang tidak terlalu strategis karena di tengah-tengah pemukiman padat penduduk di sana. Tidak hanya makanannya saja yang lezat, Banyumas memang memiliki banyak sekali tempat-tempat peninggalan sejarah yang menarik untuk dipelajari.

Jika kamu ke sana, pasti melewati Pabrik Gula Kalibagor yang terkenal dengan cerita horrornya. Awal dibuka, memang masih sepi. Tapi sekarang wisata sejarah Lorong Blothong semakin dikenal masyarakat, karena pemerintah Jawa Tengah ikut turun tangan.

Awal Pembentukan Wisata Sejarah Lorong Blothong

Berada di Grumbul Jengkonang, Desa Kalibagor, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, sebenarnya lorong ini merupakan pembuangan limbah pada saat Pabrik Gula yang legendaris itu masih aktif. Memang, letaknya berada di belakang pabrik tersebut.

Wisata ini dibangun atas gasan warga desa setempat. Dari pada lorong pembuangan limbah itu dibiarkan saja, lebih baik dijadikan tempat wisata sejarah Lorong Blothong. Lagi pula, masyarakat harus tahu, bahwa dulunya tempat tersebut memiliki cerita menarik.

Disebut Blothong, karena memang lorong tersebut sengaja dibangun oleh Pemerintah Belanda pada zaman penjajahan, sebagai fungsi pembuangan limbah. Dibangunnya juga sudah lama, yaitu sejak tahun 1839.

Sudah 2 abad lebih dan hingga sekarang masih kokoh. Mendapat perbaikan juga di beberapa tempat, karena dibuat sebagai tempat wisata. Ketua RW 02 Grumbul Jengkonang menyampaikan, gagasan tempat wisata ini, murni dari masyarakat setempat.

Pada tahun 2019, masyarakat Grumbul Jengkonang bergotong royong memperbaiki lorong bekas pembuangan pabrik limbah pada zaman penjajahan Belanda. Dengan memanfaatkan tempat bersejarah itu, terciptalah wisata sejarah di daerah tersebut.

Pembangunan berjalan lancar karena swadaya masyarakat yang begitu bagus, serta banyak donatur yang ikhlas membantu atas biaya pembangunan, maka wisata bersejarah itu berhasil berdiri dengan lancar, tanpa ada halangan.

Untuk panjangnya sendiri adalah 80 meter dengan lebarnya 2 meter dan tinggi dari lorong tersebut adalah 1,5 m. Untuk tingginya badannya di atas 150cm, memang harus menunduk ketika memasukinya.

Siapa sangka bahwa sebuah desa kecil dengan padat penduduk, memiliki tempat bersejarah pada zaman dulu. Kini, bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk warga setempat, dengan dibangun wisata sejarah itu.

Keunggulan Wisata Sejarah Lorong Blothong

Tempat ini menjadi semakin terawat karena pemerintah mulai turun tangan dan dijadikan pula sebagai cagar budaya di Kabupaten Banyumas. Untuk menuju ke lokasi ini, sebenarnya tidak sulit karena semua jalan aksesnya telah diaspal.

Menuju ke lokasi, memang kamu harus melewati rumah-rumah warga Desa Grumbul Jengkonang, Kalibagor. Kemudian melewati juga bekas Pabrik Gula Belanda. Sepanjang perjalanan, kamu akan melihat juga berbagai mural unik.

Saat kamu sudah berada di lorong bersejarah itu, di depannya ada miniatur lokomotif dengan warna hijau. Ternyata miniatur tersebut memiliki sejarah tersendiri, lhoh!

Jadi, miniatur lokomotif itu melambangkan sebuah kereta lori yang digunakan oleh pemerintah Belanda untuk mengangkut tebu ke pabrik pada masa itu. Biasanya, banyak wisatawan juga yang berswa foto di depan kereta tersebut.

Jangan khawatir ketika masuk lorong, kamu tidak akan melihat jalan, karena di dalamnya sudah diterangi oleh lampu berwarna hijau cerah. Kelebihan dari wisata sejarah ini, air di dalamnya juga jernih dan tidak berbau.

Memang cukup lucu, bahwa pengelolanya menempatkan pengharum ruangan, agar pengunjung juga merasa nyaman selama berada di dalam. Tidak pengap sama sekali, justru segar karena aliran air bersih itu.

Jika penasaran, langsung saja mendatangi lokasi tersebut. Tidak sulit menemukan lokasinya meski masuk ke dalam gang. Dengan berkunjung ke wisata sejarah Lorong Blothong, maka akan menambah juga sejarah masa penjajahan di Jawa Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *